Inilah Kendaraan dan Peralatan Canggih Pencari Air Asia QZ8501
Berbagai peralatan dan kendaraan canggih diterjunkan untuk proses evakuasi penumpang dan pencarian pesawat Air Asia QZ8501 yang hilang kontak pada Minggu (28/12). Peralatan dan kendaraan canggih tidak datang dari Indonesia, namun juga dari negara lain seperti Malaysia, Singapura, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.
Berikut peralatan dan kendaraan canggih pencari Air Asia QZ8501:
USS Sampson dan USS Fort Worth
USS Sampson dan USS Forth Worth adalah kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat yang diterjunkan untuk mencari dan mengevakuasi korban jatuhnya Air Asia QZ8501. Bahkan, USS Sampson sudah berhasil menemukan 21 jenazah dari total 30 jenazah yang berhasil dievakuasi.
USS Sampson adalah kapal kelas destroyer yang berfungsi untuk memimpin operasi pencarian ataupun perperangan laut. Kapal dengan panjang 150 meter dan lebar 20 meter ini dibekali dengan berbagai macam senjata berat mulai torpedo MK50, tabung triple torpedo MK22 , peluncur misil vertikal MK41, hingga misil Tomahwak. (Baca: KRI Banda Aceh Menuju Lokasi Ekor Air Asia)
Sementara itu, USS Forth Worth masuk dalam kelas freedom. Kapal perang kelas freedom berfungsi untuk melakukan pencarian dan perperangan di laut dangkal atau littoral zone. Kapal dengan panjang 118 meter ini juga dipersanjatai dengan torpedo MK50, senjata mesin MK110, dan dua senjata kaliber 50.
MV Swift Rescue
Untuk pencarian dalam laut, kendaraan jenis MV Swift Rescue diterjunkan dalam operasi pencarian dan evakuasi korban Air Asia QZ8501. Adapun pemerintah Singapura-lah yang menerjunkan unit ini.
MV Swift Rescue, yang memiliki panjang 85 meter dan lebar 18,3 meter, kerap digunakan untuk operasi penyelamatan bawah laut. Ini karena kapal berkapasitas 27 orang ini memiliki submergence rescue vehicle yang berfungsi untuk melakukan penyelamatan bawah laut atau evakuasi kru kapal selam yang mengalami kerusakan.
SH60 Sea Hawk
Selain kapal, Angkatan Laut Amerika Serikat juga menerjunkan helikopter untuk membantu pencarian dan evakuasi korban Air Asia QZ8501. Helikopter yang dikirim adalah SH 60 Sea Hawk, modifikasi dari UH60 Black Hawk.
Sea Hawk adalah helikopter berjenis multimission maritime helicopter. Helikopter ini memiliki berbagai fungsi dalam operasi-operasi maritim selain perperangan di laut seperti search and rescue serta evakuasi. Daya jelajah helikopter ini mencapai 600 km dengan kecepatan 180 knot.
KRI Bung Tomo, Aceh, Purworedjo
Sebelum Amerika datang dengan USS Sampson dan USS Fort Worth, pemerintah Indonesia juga menerjunkan kapal perang. Beberapa di antaranya adalah KRI Bung Tomo, Aceh, dan Purworedjo.
KRI Bung Tomo adalah kapal perang jenis korvet yang biasa digunakan sebagai kapal patroli untuk melakukan operasi sergap dan serbu secara mandiri. Dan, sebagai kapal perang, Bung Tomo pun juga dilengkapi dengan berbagai sensor serta senjata seperti tabung triple torpedo dan peluncur misil Exocet MM40.
Berbeda dengan KRI Bung Tomo, KRI Banda Aceh masuk kelas landong platform dock. Fungsinya, untuk membawa kendaraan-kendaraan militer yang akan diterjunkan ke darat nantinya.
Remote Operated Vehicle (ROV)
ROV merupakan robot pencari bawah laut sepanjang 50 cm yang dilengkapi sonar dan kamera. ROV, yang bisa turun hingga kedalaman 100 meter, digunakan untuk mencari objek bawah laut
Saat diturunkan, ROV akan mengeluarkan sonar untuk mendeteksi keberadaan benda di sekitarnya. Jangkauan sonar mencapai radius 60 meter. Bila sonar mendeteksi adanya benda padat tertentu, alat tersebut akan mengeluarkan bunyi yang berbeda-beda tergantung material benda.
KRI Bung Tomo-357, difoto dari Heli Bell 412 EP TNI AL, saat pencarian dan evakuasi korban jatuhnya AirAsia QZ8501, di Laut Jawa – Selat Karimata, 1 januari 2015/Eric Ireng/Antara
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!