Lulusan Pesantren Bisa Kuliah di PTN, Tanpa Ujian Penyetaraan

Sebuah kabar gembira bagi lulusan lembaga pendidikan Pondok Pesantren (Ponpes). karena saat ini lulusan Ponpes kini bisa melanjutkan ke pendidikan formal, seperti perguruan tinggi tanpa ada ujian penyetaraan.

Hal ini dimungkinkan setelah terbit Peraturan Menteri Agama (PMA) No. 13 Tahun 2014 tentang Pendidikan Keagamaan Islam dan PMA No. 18 Tahun 2014 tentang Satuan Pendidikan Muadalah pada Pondok Pesantren.

“Lulusan Pendidikan Diniyah Formal bisa melanjutkan ke manapun sesuai standar nasional. Misalnya, ke Madrasah, ke perguruan tinggi dan sebagainya,” terang Kabid Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Jatim, Husnul Maram ditemui saat peringatan Hari Ulang Tahun Kanwil Kemenag Jatim, Sabtu (03/01/2015) kemarin.

PMA 13/2014 menyebutkan, ada tiga macam pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

Pendidikan Diniyah Formal (PDF) diselenggarakan di pesantren dan berjenjang. Saat ini ada PDF yang setara dengan SD, SMP dan SMA/SMK.

Tidak hanya itu, ketentuan ini juga membolehkan siswa dari Sekolah Umum/Madrasah untuk masuk di PDF. Syaratnya, siswa tersebut mampu membaca Kitab Kuning.

Diakui Husnul, PDF tak ubahnya pendidikan formal lainnya. Mata pelajarannya pun sama, diantaranya Bahasa Indonesia, PKN dan mata pelajaran lain yang ikut ujian nasional.

Pelajaran ini ditambah dengan muatan keagamaan seperti Tauhid, Akhlak, Fiqh, Bahasa Arab dan sebagainya. “PDF ini akan diefektifkan mulai 2015,” tambah Husnul seperti dikutip TribunNews.

Ponpes ini tidak mengikuti kurikulum Kemendikbud tetapi sesuai dengan kekhasan pesantren yang berbasis Kitab Kuning. Meski demikian, alumni Pondok Pesantren Muadalah dapat diterima di perguruan tinggi luar negeri. ”Dengan begini, Pondok Pesantren bisa diterima di mana saja,” tegasnya.
Saat ini beberapa Ponpes telah menerapkan PDF, diantaranya Ponpes Al Fitroh di Surabaya, Lirboyo dan Nurul Qodim. Selain PDF, PMA No.18 Tahun 2014 juga menjelaskan tentang Pondok Pesantren Muadalah.

Ini Jawaban Resmi AirAsia Terkait Laporan Cuaca BMKG

Indonesia AirAsia akhirnya memberikan keterangan resmi soal laporan cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dikabarkan telat diambil oleh AirAsia.

Seperti diberitakan sebelumnya, BMKG Juanda menyebutkan selama ini maskapai AirAsia tidak pernah mengambil laporan cuaca yang merupakan prosedur wajib dalam regulasi penerbangan baik nasional maupun internasional.

Sunu Widyatmoko, Presiden Direktur Indonesia AirAsia, mengatakan AirAsia sangat memperhitungkan dan berhati-hati dalam melakukan evaluasi terhadap laporan cuaca dari BMKG, sebelum setiap penerbangan dioperasikan. (Baca juga: Menteri Jonan Marahi Direktur AirAsia)

“Stasiun Meteorologi Bandara Internasional Soekarno-Hatta mengirim laporan cuaca tersebut dalam bentuk surat elektronik sebanyak empat kali dalam satu hari kepada unit Operation Control Center AirAsia Indonesia untuk keperluan penerbangan,” kata Sunu dalam keterangan tertulisnya kepada Tribunnews.com. Jumat (2/1/2015).

Dokumen laporan cuaca itu diterima oleh Operation Control Center di seluruh hub Indonesia AirAsia yakni Jakarta, Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar, lalu dicetak dan dibawa terbang oleh pilot. Setelah itu, Indonesia AirAsia memperoleh dan membagikan kepada pilot dokumen laporan cuaca itu dari sumber yang sama dengan versi cetak atau hard copy, yang dapat diambil di Stasiun Meteorologi.

“Laporan cuaca dari surat elektronik diterima berwarna sehingga lebih mudah bagi pilot untuk membacanya dibandingkan dengan dokumen hitam putih apabila diambil di Stasiun Meteorologi,” katanya.

Apa yang dilakukan Indonesia AirAsia terkait dengan dokumen laporan cuaca ini juga sudah lazim dilakukan oleh maskapai-maskapai global. (Baca juga: Menteri Jonan Dapat Surat Terbuka dari Penerbang)

Dudi Sudibyo, Pengamat Penerbangan, mengatakan tidak mungkin pilot terbang tanpa laporan cuaca yang diperoleh dari BMKG dan website internasional, karena itu merupakan salah satu syarat pilot untuk terbang.

Dudi mengatakan, seingat saya laporan cuaca di BMKG itu bisa diunduh masing-masing oleh maskapai yang beroperasi dan tidak harus datang ke kantor BMKG. “Kalau soal kabar AirAsia telat ambil data laporan cuaca hari itu, mungkin saja laporan cuaca tersebut bakal digunakan AirAsia untuk penerbangan berikutnya.”

“Tapi yang harus kita pahami, semua pihak termasuk regulator jangan mengambil simpulan terlebih dahulu sebelum hasil penyelidikan dikeluarkan oleh KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi),” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi M Djuraid, mengatakan berdasarkan laporan Kepala BMKG Kepada Menteri Perhubungan (Ignasius Jonan), bahwa memang AirAsia tidak mengambil (Dari BMKG di Sidoarjo) data cuaca sebelum terbang.

Lebih lanjut dia menjelaskan, AirAsia baru mengambil data cuaca BMKG pukul 07.00 WIB setelah pesawat QZ8501 resmi dinyatakan hilang pada pukul 07.55. Ada pun, pesawat tersebut berangkat dari Bandara Juanda pada pukul 05.36

Menkominfo Restui Operator Selular Naikkan Tarif Layanan Data

Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mempersilahkan jika operator seluler berencana menaikan tarif layanan datanya memasuki era mobile 4G LTE tahun ini. Ia mengingatkan provider agar tidak menjual tarif di bawah harga produksi untuk menarik pelanggan.

“Operator jangan juga menjual di bawah harga produksi. Kalau begitu, dan masyarakat inginnya harga murah-murah terus, bersiaplah dapat kualitas yang tidak bagus,” kata Rudi di Kantor Wakil Presiden Jakarta, Jumat (2/1/2015).

Mantan komisaris Indosat ini juga menyampaikan bahwa Pemerintah tidak akan mengeluarkan kebijakan yang menetapkan tarif minimum atau floor price. Menurut dia, pemerintah kini mendorong persaingan antar operator seluler, agar masyarakat punya lebih banyak pilihan.

“Yang akan kita dorong maintain (menjaga) adalah kompetisi. Harus ada pilihan bagi masyarakat pelanggan, harus ada pilihan produk maupun pilihan harga,” ucap Rudi.

Menyambut era 4G LTE, wacana menaikkan harga pun kembali dimunculkan, antara lain oleh operator seluler Indosat. Presiden Direktur dan CEO Indosat Alexander Rusli mengimbau operator-operator seluler lain agar mengusahakan kenaikan harga. Hal ini disebutnya memerlukan pengertian bersama karena menyangkut kepentingan industri secara keseluruhan.

Ia pun meminta Pemerintah menetapkan floor price atau harga minimum. Indosat sendiri menurut Alex telah mulai menerapkan kenaikan harga data di kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

Dia mengatakan ada banyak cara yang bisa dipakai untuk menjustifikasi naiknya harga, misalnya saja peningkatan kualitas layanan atau penawaran konten. Alex mengaku telah mendiskusikan rencana kenaikan tarif ini dengan Rudiantara. Menurut dia, Menkominfo telah memberikan lampu hijau atas rencana kenaikan tarif tersebut.

Pesawat Jet Amfibi Rusia Tiba di Pangkalan Bun

Pesawat Rusia dengan 70 personel, termasuk 22 penyelam tersebut, akan melakukan misi pencarian black box, body hingga puing pesawat AirAsia QZ8501 yang jatuh di dasar perairan Teluk Kumai, Pangkalanbun, Minggu (28/12/2014).

Beriev BE-200 CS , Pesawat amfibi Rusia, yang memiliki peralatan terbaik di dunia telah tiba di Landasan Udara Iskandar, Pangkalanbun, Kalimantan Tengah, Sabtu (3/1/2015) petang.

?Wakil Duta Besar Rusia di Indonesia, Alexander Shilin mengatakan, pesawat jet Amfibi ini membawa alat Submersive seberat 500 kilogram yang mampu mencitrakan objek kecil di bawah laut hingga kedalaman 300 meter.

“Tujuan utama kami menemukan black box. Tapi, kami juga bisa menemukan apa pun juga di bawah laut karena alat kami canggih,” sambung Alexander.

“Ini sangat bisa membantu, karena dilengkapi dengan sistem sonar yang bisa melacak keberadaan black box. Kami optimistis bisa berhasil,” kata Alexander.

Alexander pun meyakini pesawat jet yang mampu mendarat di air dan dilengkapi peralatan canggih ini mampu menemukan black box pesawat AirAsia QZ8501.

 

Hari Ini Basarmas Urung Terjunkan Tim Penyelam

“Penyelaman tidak dilakukan, karena gelombang tinggi. Kemudian arus laut dalam cukup kuat mencapai dua knot,” kata Soelistyo di kantor Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Sabtu (3/1/2015).
Kepala badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI F Henry Bambang Soelistyo mengatakan, pada hari ketujuh pencarian penumpang dan pesawat Air Asia QZ8501 turun disiagakan para penyelam.

Namun, karena kuatnya arus di bawah laut, para penyelam urung diterjunkan.

Soelistyo pun memutuskan bahwa para penyelam tetap disiagakan di daerah prioritas pencarian.

Dirinya berharap besok pagi cuaca cukup bersahabat agar para penyelam mampu menjelajah ke titik ditemukannya empat objek besar Air Asia QZ8501.

“Utamanya kita bukan mengangkat benda. Yang utama adalah kita mencari saudara kita yang masih ada di sekitar objek,” tuturnya.

Masih kata Soelistyo, malam ini KM Purworedjo telah tiba di lokasi pencarian prioritas yang membawa 12 penyelam. Menurutnya, di lokasi pencarian prioritas juga telah ada KRI Banda Aceh yang di dalamnya ada 47 penyelam.

“Ada juga penyelam dari Rusia sebanyak 22 orang. Mereka memiliki kualifikasi penyelam,” tandasnya.

Alatnya Canggih, Amerika Bisa Temukan 12 Jenazah

USS Sampson , adalah Kapal perang Amerika Serikat, yang didukung dua helikopter Seahawk mampu menemukan 12 jenazah penumpang dan awak korban kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501 dalam sehari pencarian.

“Kapal mereka punya pesawat (helikopter) yang punya alat untuk melihat objek jarak jauh di laut. Sementara, kapal kita tidak dilengkapi pesawat dan pesawatnya pun ada di sini (di Lanud Iskandar),” ujar Direktur Operasional Basarnas Pangkalan Bun, Marsekal Pertama SB Supriyadi di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Jumat (2/1/2015).

Badan SAR Nasional (Basarnas) menyebut hal itu di antaranya dikarenakan alat canggih yang ada di helikopter Amerika Serikat itu.

Menurut Supriyadi, pihak Indonesia melakukan pencarian korban dan puing pesawat dengan pemantau udara dan laut. Di titik lokasi pencarian, ada 11 KRI yang melakukan pencarian. Sementara, dari udara dikerahkan lebih 20 helikopter dan pesawat jenis CN yang melakukan pencarian secara bergantian.

Pencarian dengan KRI, hanya bisa melihat benda atau objek jarak dekat sehingga temuan jenazah dan serpihan pesawat terbilang sedikit meski sudah dilakukan sejak enam hari.

“Kapal kita menemukan jenazah atau puing-puingnya itu sedikit-sedikit yang memang dilewati kapal tersebut, tapi yang jauh tidak dapat,” ungkapnya.

Menurut Supriyadi, selain koist (alat penarik barang), helikopter Amerika Serikat juga dilengkapi alat untuk mendeteksi objek di bawah permukaan air laut.

“Kalau kapal Amerika ada helikopternya dengan alatnya itu melakukan patroli lalu menemukan. Setiap menemukan langsung diambil karena ada alat untuk menariknya.

“Kalau dengan pesawat kita, jarak pandangnya bisanya dekat. Bedanya jika dilihat dari atas kapal mungkin jarak pandang dekat. Tapi, kalau dilihat dari udara kelihatan satu per satu,” imbuhnya.

Menurut Supriyadi, selain kapal, pihak Indonesia juga mengerahkan sejumlah pesawat jenis CN dan helikopter yang melakukan pencarian di titik diduga jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501. Namun, alat pada pesawat dan helikopter tersebut belum mampu mendeteksi benda atau objek di bawah permukaan laut.

“Karena ada jenazah yang tidak mengambang di atas permukaan laut, tapi hanya terlibat bayangan di bawah permukaan laut. Jadi, helikopter mereka mampu melihat dengan alatnya, lalu mereka ambil,” ujarnya.

Selain alat, Supriyadi menduga keberhasilan pihak Amerika Serikat menemukan 12 jenazah dalam waktu singkat karena kejelian.

“Mereka juga lebih jeli,” imbuhnya.

Komandan Pangkalan Angkatan Laut (Danlanal) Banjarmasin, Kolonel Laut (P) Haris Bima membantah pernyataan Supriyadi.

Menurut Haris, kapal USS Sampson dengan helikopternya menemukan 12 jenazah dalam dua hari terakhir. Ia membantah adanya alat canggih helikopter Seahawk Amerika untuk mendeteksi objek di bawah permukaan laut.

“Kalau secara kemampuan, alat dan prosedur pencarian yang kami lakukan itu sama. Itu karena kebetulan saja saat kapal dan helikopter mereka lewat di situ ada jenazah bermunculan di permukaan,” ujar Haris usai berbincang dengan utusan Angkatan Laut atau US Navy, Adams di Lanud Iskandar.

“Dia (Adams) saja bilang, ‘Saya juga bingung kenapa bisa dapat banyak jenazah dan puing pesawat,” imbuhnya.

Haris menjelaskan, TNI AL mengerahkan 11 KRI untuk proses pencarian korban dan puing pesawat AirAsia QZ8501. Ada empat KRI di antaranya dilengkapi satu helikopter dengan koist. Kemampuan setiap helikopter pun sama dengan Seahawk milik militer Amerika Serikat.

“Malah KRI Banda Aceh punya dua helikopter yang standby,” tuturnya.

Adams selaku LO atau perantara US Navy dan TNI AL mengatakan, sebenarnya kapal USS Sampson memiliki empat helikopter Seahawk. Namun, helipad kapal hanya mampu menampung dua helikopter.

“Kedua helikopter bergerak bersamaan. Tapi, ada satu helikopter yang rusak, maka terkadang diistirahatkan. Kecuali dalam keadaan darurat,” kata Adams.

“Kalau kami dibilang beruntung, saya tidak tahu,” imbuhnya

Ini foto-foto orang panen tumpahan minyak di Belawan

Ada Ratusan warga Belawan Medan berebut ria bahan biosolar yang tumpah di sekitar pintu masuk Pelabuhan Belawan. Mereka membawa jeriken hingga drum untuk memungut turunan crude palm oil (CPO) itu. Ada yang cara manual, ada yang menggunakan mesin pompa untuk mengisap bahan biosolar itu.

Cairan yang terkumpul itu kemudian dibawa menggunakan pikap, becak bermotor dan sepeda motor. “Itu turunan CPO untuk bahan baku biosolar,” kata Kepala Humas PT Pelindo I Teuku Eriansyah sambil memastikan minyak yang tumpah merupakan Palm oil Methyl Ester (PME).

Saat dihubungi wartawan, Jumat (2/2), di menjelaskan tumpahan itu terjadi karena kerusakan pada tangki milik PT Musim Mas, yang merupakan mitra Pelindo I. PME itu tumpah ke parit di sekitarnya akibat insiden yang sifatnya teknikal.

Berikut ini foto-foto dari fototrenindonesia.com:

Warga memasukan tumpahan minyak mentah kedalam jerigen yang diambil dari aliran parit, di kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (2/1).. Sejumlah anak memasukan tumpahan minyak mentah kedalam ember yang diambil dari aliran parit, di kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (2/1). Warga mengumpulkan tumpahan minyak mentah yang akan dijual, di kawasan Belawan, Medan, Sumatera Utara, Jumat (2/1).

Insiden terjadi saat pembersihan rutin tangki air nomor 9. Tangki itu bergeser menimpa dan merusak tangki PME milik Musim Mas, sehingga diperkirakan 200 metrik ton PME melimpah keluar.

Saat ini, Pelindo I membantu Musim Mas sudah mengambil langkah-langkah untuk antisipasi. Mereka memompa kembali PME dan berupaya melokalisasi limpahan, terutama agar tidak mencemari laut.

Kejadian itu diklaim tidak mengganggu aktivitas Pelindo I di Belawan. “Bongkar muat tetap lancar,” jelas Eriansyah.

Dia mengakui ada kerugian dalam peristiwa tersebut, namun angka pastinya belum dikoordinasi dengan PT Musim Mas. “Kerugian semua pada Musim Mas,” jelasnya.

Mengenai aktivitas masyarakat mengumpulkan PME yang tumpah, menurut dia, turunan CPO sebenarnya tidak bisa langsung digunakan masyarakat. Masih ada treatment dan proses lain yang harus dilakukan untuk menjadikannya biosolar.

Sementara itu, warga mengaku tidak tahu persis jenis minyak yang dikumpulkannya. Mereka hanya mendengar informasi dari mulut ke mulut. “Yang kami dengar ini memang solar belum jadi, baru 50%. Saya nggak tahu kenapa bisa tiba-tiba meluber, mungkin pipa yang terbuka,” duga Mulyamin, seorang warga.

Menurut dia, genangan minyak itu mulai terjadi sejak Kamis (1/1) sekitar pukul 15.00 WIB. Minyak itu tergenang hingga ratusan meter. “Daripada hilang masuk tanah ya kita ambil, rezeki tahun baru. Mungkin ini CPO, yang jelas minyak mentah ini. Soal mau jual ke mana, aku belum tahu, simpan saja dulu. Biasanya ada yang beli ini,” sebut Seno, warga lainnya.

Sementara sejumlah penampung terlihat menunggu di sekitar lokasi. Mereka bahkan membawa truk tangki di sana. Warga juga menawarkan minyak itu kepada kendaraan yang melintas. Beberapa di antaranya mengaku telah menjual minyak itu dengan harga mulai Rp 1.000 per liter.

Puluhan petugas dari Polres Pelabuhan Belawan dan Polsek Belawan diturunkan ke lokasi. Mereka tidak bisa melarang warga mengambil minyak itu. Petugas hanya mengatur dan memberi peringatan kepada para pengguna jalan agar berhati-hati.