Siapkan Diri Menjadi Generasi Technopreneur
Pameran Teknologi Informasi Industri Kreatif, Seminar dan Pelatihan kembali digelar di Surabaya, tepatnya di Tunjungan Electronic Center (TEC) Siola Surabaya 3 – 5 Juni 2009…
Event ini terselenggara atas kerjasama Direktorat Industri Telematika Departemen Perindustrian RI – Balai Diklat Industri Regional V Surabaya dan PT.Lamicitra Tbk sebagai pengelola TEC Surabaya.
Namun posting kali ini, saya ingin sedikit mereview materi seminar dengan Topik
“Siapkan Diri Menjadi Generasi Technopreneur” yang di bawakan langsung oleh dosen favorit saya 🙂 Bpk Ir.Hendra Kusuma,M.Eng . Belau adalah akademisi (FTI-TE-ITS) sekaligus praktisi yang banyak mencipta produk dan konsultan dalam bidang IT dan HRD di beberapa perusahaan di Indonesia.
Kemarin saya tau ada info semiinar dari teman saya, trus saya tanya, pembicaranya siapa? Pak Hendra , Wah kesempatan ini, sudah lama tidak mendapat kuliah dari Beliau, 🙂 karena kangen sama guyonan-guyonannya waktu mengajar dikelas.
Seminar yang di adakan di Tunjungan Electronic Center ini mengangkat topik “Menjadi Generasi Technopreneur”
Technopreneur? apaan sih itu?
Technopreneur adalah orang yang mampu ber-wirausaha dalam bidang teknologi. sedangkan Technopreneurship merupakan suatu proses sintesa dalam meng‘engineer‘kan seseorang, suatu organisasi, bahkan suatu negara.
Seminar tadi, dilatar belakangi oleh
- Rusaknya sumber daya alam,
- Degradasi mental & spiritual generasi muda (pengaruh negatif dari teknologi informasi)
- Peng’kotak’an sistem pendidikan
Keterasingan ilmu pendidikan dari kegiatan ekonomi
Kurang bebas berinovasi (regulasi)
Visi dan komitmen pendidikan yang tidak jelas
- Kesenjangan digital
Dan dengan suatu manfaat atau tujuan yang ingin di capai adalah diantaranya :
Hidup sejahtera, bisa menjadi pahlawan devisa bagi negara kita, reputasi, menjadi pemimpin, dan apa saja yang Anda inginkan nantinya.
Banyak orang menyangka bahwa seorang Technopreneur yaitu enterpreneur dalam bidang teknologi merupakan pilihan yang memang dilahirkan dengan bakat-bakat khusus, sehingga dapat menjadi pebisnis yang andal yang inovatif dan kreatif di dalam menciptakan produk yang layak dijual (nature).
Namun menjadi technopreneur adalah suatu PILIHAN, dan bukan sebuah takdir yang sudah digariskan oleh Tuhan YME. Jadi intinya, menjadi generasi technopreneur bagi generasi muda kita adalah sangat mungkin bisa.
Pepatah yang disampaikan Beliau tadi adalah “You Are Who Your Friends Are” bahwa Anda adalah siapa teman-teman Anda, jika kumpulan kita sehari-hari adalah orang Technopreneur maka sangat besar kemungkinan Anda juga seorang Technopreneur, akan tetapi jika kumpulan kita blethokan 🙂 (ini keluar leluconnya P. Hendra) hehe, maka kita juga akan menjadi seperti itu.
Kita ambil contoh, mengamati suatu kota/daerah kecil di Bali yang bernama Ubud. Dikota ini sebagian besar penduduknya mencari nafkah dengan membuat dan berdagang barang-barang seni dari lukisan sampai hiasan kayu dengan ukir-ukiran atau pahat-pahatan. Apakah mereka dilahirkan dengan bakat seni yang sama? TENTU TIDAK, namun lingkunganlah yang membentuk mereka yang hadir di komunitas itu menjadi “orang seni” . Tampak bahwa proses edukasi dan atau pelatihan ketrampilan seni menjadi sangat cepat dan efektif.
Hal lain yang sama dapat kita lihat di daerah Tanggulangin – Sidoarjo, penduduk setempat dengan cepat dapat menjadi pengrajin kulit yang handal dan dapat mengasilkan uang dengan berbisnis produk kulit dengan kreativitas yang tinggi.
Dan yang lebih menarik lagi menurut Beliau tadi, adalah Bangalore, sebuah kota di India yang sampai dijuliki oleh orang Amerika dan Eropa sebagai “Cyber City”. Di kota ini terdapat ribuan programer dan System Analyst yang sangat produktif dalam menghasilkan software-software aplikasi komersial pesanan perusahaan-perusahaan besar dan ternama di Amerika maupun Eropa. Microsoft adalah salah satu perusahaan yang banyak meng-out source aplikasi softwarenya ke Banglore. Konon Microsoft Office sebagian besar dibuat oleh programer-programer Banglore ini, sehingga Bill Gates pernah hadir dan memberi penghargaan kepada walikota Banglore.
Tadi Beliau menyampaikan, jika ingin menjadi technopreneur kita harus punya
SIKAP, yakni Sensitif, Informatif, Kreatif, Aktif, dan Produktif
Sensifit disini dalam artian bahwa kita harus bisa mencari peluang-peluang baru yang belum diketahui pasar luas, dan berpotensi untuk mendatangkan profit.
sesuai zaman sekarang, zaman informasi, siapa yang mengetahui informasi, maka ia akan yang menguasai.
Sedang informatif, kreatif, aktif, dan produktif ini kaitanya kita harus mempunyai network yang luas, supaya mendapat partner, mencari ide-ide baru, ide yang kreatif.
Namun kita juga harus mempunya GOAL yang ingin kita capai, agar hidup kita menjadi terarah… jangan berjalan tiada arah… 🙂
GOAL disini juga harus SMART,
Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Time Bound
Jadi kita harus punya mimpi yang besar,(tapi jangan mimpi indah 🙂 Kata P. Hendra) .
Memang benar juga, semua yang kita nikmati seperti sekarang ini adalah buah dari sebuah mimpi. Mimpi yang diwujudkan, bukan mimpi sekedar mimpi tanpa Action apa-apa, tapi mimpi yang relevan, dan yang realistis.
Jadi segera bangun dari mimpi indahmu, segera action dari hal yang kecil dulu, dan dimulai dari sekarang juga, sebab kesuksesan itu berawal dari sebuah keseriusan.
Dan untuk mencapai sukses itu harus ada jalan panjang dan berliku yang wajib kita hadapi, dan tidak bisa diwakilkan (lengkap tuh.. 🙂 ) namun kebanyakan generasi muda kita suka dengan hal yang instan.
Dan Beliau juga menyampaikan komentar tentang ini di facebook kemarin :
“Thanks banget Lendra, atas reviewnya. Wah.. baru tahu nih, kalau anda sudah mulai merintis jalan menuju INFOPRENEUR.. sekaligus juga NETPRENEUR. Maju Terus & Good Luck. !”
Menjadi generasi bangsa Indonesia adalah takdir, tetapi menjadi generasi Technopreneur adalah PILIHAN.. itu yang perlu kita ingat pesan dari Beliau.
semoga sukses.
sip
jika kita kembali pada dasar dari pengertian social, kita tidak dapat mengabaikan akan sifat ketergantungan dengan orang lain. alangkah bijak jika dalam menjalani pertemanan tidak didasarkan oleh pilih-memilih namun, bagaiman kita bisa menambah kekurangan kita dari orang yang tidak kita perhitungkan sebelumnya. Saya menganalisa stitsment anda diatas perlu revisi yang lebih lugas. stitsment diatas terlalu meyempitkan makna sesungguhnya. ibarat ” Kelapa jatuh tak jauh dari pohonnya” BELUM TENTU. Thanks.
oke terima kasih Bpk Yhoni, ini guru saya yang paling caem n gaul, 🙂 (guru apa ya? hehe) memang benar, kita sebagai makhluk sosial sangat membutuhkan yang namanya bersosialisasi, kadang kala saya ikut nongkrong di warkop dengan teman, ataupun kalau pulang ke nganjuk tau sendiri kan? pasti di ajak nuthuki drum 🙂 namun juga harus bergaul dengan orang2 yang berbau technopreneur, jadi hidup juga seimbang… sukses untuk anda
Sip buat pak Hendra yang telah meng adakan seminar ini 🙂
dalam cara penerangan mang pak hendra khas sekali di mata para pengunjung..
saya akuin saya bnear2 tertarik atas hal yang dibicarakn.
namun sedikit masukan.. dalam acara yang berlansung tadi pak hendra hanya sekitar bagaimna cara mendapatkan semngat dan melaksanakan Technopreneur..
tapi masalah bagai mana cara memulai bagi para pemula yang baru mau tau tentang Technopreneur kurang menjamah..
yang terjamah cuma strategi menutupi masalh bila mna kita melakukan Technopreneur..
yak sekian saja…… takut salah kata
makasih banyak pak hendra
hehe, santai saja mas yosa 🙂
kan tadi topik yang di angkat oleh P.Hendra adalah “Siapkan diri menjadi generasi technopreneur” jadi ya tahap persiapan saja menurut saya, yakni meyakinkan kita, bahwa kitapun bisa menjadi menjadi technopreneur. dan menata niat kita supaya segera Action.
sebelum anda membaca komen saya, sebaiknya anda trik napas dalam2 lalu keluarakan. karena sebetulnya komen ini gag sepanjang yang anda baca. intinya cuamn sedikit, tapi emang dipanjang-panjangin biar kliatnya panjang.yaw wis lah to the point saja, kalo sebenarnya seminere SIP.
ok no time for delay
delay is death
hehe, benar sekali, apa yang dapat kita lakukan sekarang, ya dilakukan, kenapa menunggu nanti?
teknoprenur? walah istilah kayak terminator salvation neh hahaha…
hebat banget yg ngadain seminar itu ya..
padahal di amerika sendiri gak ada istilah teknopreur..
jadi indonesia ini memang kebanyakan ide bikin istilah gak nyambung yg dipaksakan wekekeke
salut utk pembicara!
haha, bisa2 aja mashengky ini, masak sih di amerika ga ada? udah survey ke sana yah?
indonesia kan kreatif mas, jadi istilah2 seperti ya mudah di buat ya mungkin 🙂
so what gtu loh…!!
Mas klo kalimat Ntuh dari mana ya??????hahahaha
loh dari kamu sendiri gitu lo mas… 🙂
teknoprenur? istilah baru ya mas… 😀
walaupun istilah baru… tapi hal tersebut didedikasikan untuk hal yang baik dan membangun… kenapa tidak… 😀
ia baru, blm tau siapa yg mencetuskannya 🙂 demi kemajuan kita semua dan bangsa indonesia,, boleh2 saja
hmm..saat saya lihat blog ini, sepertinya saya masuk ke dalam ruangan yang orang2 didalamnya adalah orang tekhnologi semua..hehe salam kenal ya. Backround pendidikan saya jauh dari IT tapi saya bergabung dengan teman2 yang bekerja di lingkup IT dan saat ini saya ingin memulai bisnis online shg tentu saja saya dalam tahap belajar..nyemplung ke dunia IT.. mm..dalam perjalanan menjadi technopreneur kali yaa..semoga.. btw, thx for sharing.
@ceuceusovi
salam kenal juga sovi, sempet tadi mampir ke blognya, hmmm… update2 berita terkini yah?
iya, memang jamanya sekarang IT, dan mau tidak mau kita harus masuk di dalamnya, kalau tidak ya mungkin sudah tertinggal dengan yang lain, siapa yg menguasai informasi, dia yang merajai,, 🙂
selamat memulai bisnis online..
oke…thank you…
Apapun bidangnya dalam bisnis yang kita geluti, sepanjang GOAL yang kita ciptakan sangat SMART (Specific, Measurable, Attainable, Relevant, Time Bound) bukan imposible jika hasilnya sangat dahsyat.
Bwt, Smart singkatan dari Sumartono, boleh gak? He..he..
hehehe, bisa2 aja pak SMART ini, boleh2 saja, supaya GOALnya jadi dahsyat
ya..kalau mau jadi Teknoprenur kita harus punya banyak koneksi…..dari orang yang handal teknologi sampe orang2 mana yang biasanya butuh teknologi…
kalau mahasiswa kebanyakan masih dari teman2 sendiri…belum menyebar secara luas…
@agussyahri
maka dari itu, kita hendaknya tidak berkumpul dg teman mahasiswa saja, sesekali berkumpul dg orang2 yang sudah bekerja, lainnya, supaya tau dunia luar… 🙂
uh pak hendra :gemes:
opo mane… hehe
mantab infonya. thanks ya
iy pak…tehchnopreneur,enterpreneur maupun netpreneur merupakan masa depan yg cerah yg perlu kt manfaatkan segera..ok,sukses selalu pak.
@fan
oke sukses untuk anda, dan pandai2 memilih peluang 🙂
postingan yang menarik, saya juga ingin mempelajari tentang technopreneur tapi masih belum tahu mulai dari mana.
@Tri Aditya Sasongko, santai dulu pak…:) banyak ilmu/ bahan gratis di internet ko